SILOGISME
Suatu simpulan dimana dari dua putusan (premis-premis) disimpulkan suatu putusan yang baru.
Prinsip Silogisme
- Bila premis benar, maka simpulannya benar.
- Silogisme diterdiri dari: proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Kategori Silogisme
Silogisme yang premis dan simpulannya adalah putusan kategoris
(pernyataan tanpa syarat).
Contoh:
M-P Semua anak kelas XI suka pelajaran Fisika (Mayor)
S-M Dito amak kelas XI (Minor)
S-P Jadi, Dito suka pelajaran Fisika (Simpulan)
Ciri sari kesimpulan
Selalu menggunakan kata : Jadi, Karena, Maka dari itu, dll.
Selalu menggunakan kata : Jadi, Karena, Maka dari itu, dll.
Silogisme dibagi 2, yaitu:
- Silogisme kategoris tunggal: bentuk silogisme yang mempunyai dua premis, terdiri atas 3 term S, P, M.
Bentuk-Bentuk Silogisme Kategoris Tunggal
(1) M adalah S dalam premis mayor dan P dalam premis minor. aturan: premis minor harus sebagai penegasan, sedang premis mayor bersifat umum.
contoh:
M-P setiap manusia harus makan (mayor)
S-M Ervina adalah manusia (minor)
S-P jadi, Ervina harus makan (simpulan)
(2) M jadi P dalam premis mayor dan minor. aturan: salah satu premis harus negatif. Premis mayor bersifat umum.
Contoh:
P-M Kayu adalah benda mati (mayor)
S-P Dodit bukan benda mati (minor)
S-P Maka, Dodit bukan Kayu (simpulan)
(3) M menjadi S dalam premis mayor dan minor. Aturan: premis minor hareus berupa penegasan dan simpulannya bersifat partikular.
Contoh:
M-P Mahasiswa itu orang dengan tugas belajar (mayor)
M-S Ada mahasiswa yang orang bodoh (minor)
S-P jadi, sebagian orang bodoh itu orang yang bertugas belajar (simpulan)
(4) M adalah P dalam premis mayor dan S dalam premis minor. aturan: premis minor harus berupa penegasan, sedangkan simpulan bersifat partikular.
Contoh:
P-M influenza itu penyakit (mayor)
M-S semua penyakit mengganggu kesehatan (minor)
S-P jadi, sebagian yang mengganggu kesehatan itu influenza (simpulan)
- Silogisme kategori majemuk: bentuk silogisme yang premis-premisnya sangatlengkap, lebih dari tiga premis.
(1) Epicherema:
Silogisme yang salah satu/kedua premisnya disertai alasan.
Silogisme yang salah satu/kedua premisnya disertai alasan.
Contoh:
Semua bulpoin bagus adalah mahal, karena sukar pembuatannya.
Bulpoin ferari itu adalah bulpoin bagus, karena bahannya yang berkualitas.
Bulpoin ferari itu adalah bulpoin bagus, karena bahannya yang berkualitas.
Jadi, bulpoin ferari adalah bilpoin mahal.
(2) Enthymema:
Silogisme yang dalam penalarannya tidak mengemukakan semua premis secara eksplisit.
(2) Enthymema:
Silogisme yang dalam penalarannya tidak mengemukakan semua premis secara eksplisit.
Contoh:
Jiwa manusia adalah rohani.
- Jadi, tidak akan mati (versi singkat),
- Yang rohani itu tidak akan dapat mati. Maka, jiwa manusia tidak akan dapat mati. (versi lengkap)
(3) Polisilogisme:
deretan silogisme dimana simpulan silogisme yang satu menjadi premis untuk silogisme yang lainnya.
contoh:
Seseorang yang menginginkan lebih dari yang dimiliki, merasa tidak puas.
Seseorang yang menginginkan lebih dari yang dimiliki, merasa tidak puas.
Seseorang yang rakus adalah seseorang yang menginginkan lebih dari yang dimiliki.
Jadi, seorang yang rakus merasa tidak puas
(4) Sorites:silogisme yang premisnya yang lebih dari dua.
contoh:
Orang yang tidak mengendalikan kenginannya, menginginkan seribu satu barang.
Orang yang menginginkan seribu barang, banyak sekali kebutuhannya, tidak tenteram hatinya.
Orang yang tidak mengendalikan kenginannya, menginginkan seribu satu barang.
Orang yang menginginkan seribu barang, banyak sekali kebutuhannya, tidak tenteram hatinya.
Jadi, orang yang tidak mengendalikan keinginannya, tidak tenteram hatinya.
Hukum Silogisme Kategoris
- Silogisme tidak boleh mengandung lebih dari tiga term (S, M, P).
- M tidak boleh masuk dalam kesimpulan.
- Term S dan P dalam simpulan tidak boleh lebih luas dari premis-premisnya
FALLACIA
Kesalahan dalam logika, bukan fakta tapi kesalahan atas kesimpulan karena penalaran tidak sehat.
Klasifikasi
- Formal Melanggar rumus - rumus logika (Ke 2 premis tidak boleh universal tapi harus partikular)
- Informal Kesesatan dalam bahasa / visual (Diksi=Dikcere)
Contoh penempatan kata depan yang keliru :
- "Antara hewan dari manusia memiliki perbedaan"
Perbaikan: Hewan dan manusia ada perbedaan - "Pencuru kawakan itu berhasil diringkus polisi minggu yang lalu"
Perbaikan: Plisi berhasil meringkus pencuri kawakan itu minggu yang lalu.
Bentuk - bentuknya
- AmfiboliKesesatan karena struktur kalimatnya bercabang
Contoh:Dijual kursi bayi tanpa lengan. - Arti 1: Dijual sebuah kursi untuk seorang bayi tanpa lengan.
- Arti 2: Dijual sebuah kursi tanpa dudukan lengan khusus untuk bayi.
- Kesesatan Aksen / ProsadiKesesatan kareba penekanan yang salah dalam pembicaraan
Contoh: Ada aturan "Anda tidak boleh ganggu anak tetangga, nah Pak Budi bukan tetangga, Maka Anda boleh mengganggu anak tetangga" - Kesesatan Bentuk PembicaraanKesesatan karena orang menyimpulkan kesamaan konstruksi juga berlaku ke yang lainnya.Contoh: menjilat (es krim) dan menjilat (ungkapan yang dikenakan pada seseorang yang memuji berlebihan dengan tujuan tertentu)
- Kesesatan AksidenKesesatan penalaran yang dilakukan oleh seseorang bila ia memaksakan aturan-aturan/ cara-cara yang bersifat umum
Contoh:Gula baik karena gula adalah sumber energi, maka gula juga baik untuk penderita diabetes.
- Kesesatan karena Alasan yang SalahKesesatan ditarik di premis yang tidak releven.
- Kesesatan Presumsi
-Generalisasi Tergesa - gesa
Contoh : Orang Padang itu pandai memasak.
-Non Sequitur (belum tentu)
Contoh: Memang saya tidak lulus karena beberapa hari yang lalu saya berdebat dengan dosen tersebut.
-Penalaran Melingkar
Contoh: Manusia merdeka karena ia bertanggung jawab karena ia merdeka
-Pikir Simplitis (pemikiran sederhana / cepat mengambil kesimpulan)
Contoh: Semua menumbang itu adalah kegiatan luhur. - Kesesatan Retoris-Eufemisme / disfemisme
Contoh: Bertobat Vs Murtad,
-Penjelasan Retorik
Contoh: Indonesia tidak mau meladeni provokasi Malaysia di Ambalat karena tidak ingin merusak keharmonisan sesama bangsa Melayu.
-Stereotipe
Mencirikan seseorang dengan sedikit bukti atau tidak ada bukti sama sekali.
Contoh: Orang Jawa memang halus perangainya.
-Innuendo
Sindiran tidak langsung.
Contoh: Kamu kelihatan semakin subur ya (menyindir teman yang semakin gemuk badannya)
-Loading Question / pertanyaan bermuatan
Contoh: Bukankah kamu pernah melakukan kesalahan yang sama? (bertanya seperti menuduh)
-WeaselerContoh: Rejoice, pilihan wanita Indonesia.
-Downplay / Meremehkan
Merendahkan dengan menyindir
Contoh: Mengapa kamu bisa gagal ujian? Katanya kamu pintar!
-Lelucon / sindiran
Contoh: Menyindir seseorang yang berjenggot seperti “jenggot kambing” sebagai hal yang lucu.
-Hiperbola
Pernyataan yang berlebihan.
Contoh: Kamu sungguh sahabatku terbaik yang pernah hidup.
-Pengandaian bukti
Dalam pembicaraan seseorang mengemukakan gagasannya sedemikian rupa sehingga pendengar yakin bahwa dia memiliki bukti-bukti tertentu yang mendukung pernyataan2nya. Padahal, bukti tersebut diandaikan begitu saja (tidak bisa ditunjukkan).
Contoh: (1) Studi menunjukkan bahwa ....
(2) Hasil poolong terakhir sebuah lembaga survei membuktikan bahwa...
-Dilema semu
Contoh: (1) Nilaimu buruk, kecuali pendidikan Bahasa Indonesia. Kamu harus memilih melanjutkan studi di fakultas kedokteran atau pindah ke fakultas sastra.
(2) Berhenti mengirim aku bunga atau kulapor kamu ke polisi.
Sumber :
- Power Point KBK Filsafat
0 komentar:
Posting Komentar