Sabtu, 27 September 2014

Afektivitas dan Kebebasan


Afektivitas Manusia 





  Kekayaan dan Kompleksitas Afektifitas Manusia 

Afektivitas yang membuat manusia sungguh-sungguh "berada" di dunia, berpartisipasi dengan orang lain. Afektivitas mendorong manusia untuk mencintai, mengabdi, dan menjadi kreatif. Cara hadir kita di dunia diperdalam oleh afektivitas. Afektivitas sendiri termasuk kegiatan yang kompleks.Cinta adalah buah afektivitas baik / positif, sedangkan Benci adalah afektivitas jelek / negative.

  Apa yang bukan perbuatan Afektiif?
  • Cinta membuktikan diri dalam perbuatan-perbuatan. Cinta mendahului perbuatan-perbuatan.
  • Terkadang  afektivitas ini disamakan dengan kesanggupan "merasa:" padahal kehidupan afektif bukan hanya menyankut merasa saja, tapi juga menyangkut hal yang "spiritual".
  Apa yang merupakan perbuatan afektif?
  • Hidup afektif atau afektivitas adalah seluruh perbuatan afektif yang dilakukan subyek sehingga subyek ditarik oleh obyek atau sebaliknya.
  • Perbuatan afektif sedikit mirip dengan 'perbuatan mengenal' karena dianggap perbuatan vital/imanen
  Kondisi - kondisi afektivitas manusia
  • Agar ada afektivitas, perlu suatu ikatan kesamaan antara subyek dan obyek perbuatan afektifnya.
  • Kesenangan adalah perasaan yang dialami subyek bila dia dihinggapi oleh keadaan berada lebih baik.

 Kebebasan




  Pengertian 
  • Umum
    Tidak ada hambatan, tidak ada paksaan, tidak ada aturan.
  • Khusus
    Penyempurnaan diri, kesanggupan memilihdan memutuskan, kemampuan mengungkapkan berbagai dimensi kemanusiaan.

  Jenis- Jenis  
  • Kebebasan horizontal dan kebebasan vertikal.
  • Kebebasan eksistensial dan kebebasan sosial.

  Pandangan 

Determinisme:
Aliran yang menolak kebebasan sebagai kenyataan hidup bagi manusia setiap peristiwa, termasuk tidakan dan keputusan manusia disebabkan ole peristiwa-peristiwa lainnya.

  • Determinisme fisik-biologis
  • Determinisme psikologis
  • Determinisme sosial
  • Determinisme teologis 


   Sumber:  
  • Buku KBK Filsafat 2014
  • PPT KBK Filsafat 2014

Filsafat Manusia


  Filsafat Manusia  

Manusia adalah misteri dirinya sendiri


Dalam bahasa Arab, berasal dari kata "Nasiya" yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns yang berarti jinak. dan bahasa Yunani berasal dari kata philein (mencintai) dan Sophia (kebijaksanaan)

 Apa itu Perenungan Filsafat?  
Filsafat sebagai perenungan dicirikan oleh segala hal secara krisis, menggunakan metode dialektis, berusaha mencapai realitas, bertujuan menangkap tujuan dan mengetahui bagaimana harus hidup.

Apa itu Filsafat Manusia?

Bagian filsafat yang mengupas apa arti manusia / menyoroti hakikat atau esensi manusia, dengan memikirkan tentang asal - usul kehidupan manusia (origin of human life), hakikat hidup manusia (the nature of human life), dari realitas eksistensi manusia.

Apa Istilah Filsafat Manusia DULU dan SEKARANG?

DULU : Psikologi Filosofis dan Psikologi Rasional
SEKARANG : Filsafat Manusia dan Antropologi Filosofis

Apa saja Objek Filsafat Manusia itu?

  • Material adalah Manusia
  • Formal adalah Esensi manusia, strukturnya yang fundamental
    "Struktur Fundamental bukan fisik melainkan struktur metafisika yakni intisari, struktur dasar, bentuk terpenting bagi manusia, dinamisme primodial manusia yang diketahui melalui daya pikir bukan pengindraan"

  Darimana datangnya pertanyaan megenai manusia?  

  • Kekaguman
  • Ketakjuban
  • Frustasi
  • Delusi
  • Pengalaman negative

 Apa saja yang di bahas dalam filsafat manusia?

  • Mencari kekhasan manusia
  • Manusia sebagai 'ada-di-dunia'
  • Evolusi
  • Antarsubyektivitas
  • Manusia sebagai eksistensi bertubuh
  • Transendensi
  • Manusia sebagai roh
  • Pengetahuan manusia
  • Kebebasan
  • Kesejahteraan/historisitas
  • Kebudayaan, sains, dan teknologi
  • Dimensi antropologis dari pekerjaan
  • Manusia sebagai pribadi / personal
  • Kematian dan harapan

    Memiliki 2 Model Pendekatan  

  • Model Ssensi
    Pendekatan dalam filsafat kepada suatu objek dengan cara yang abstrak. Model ini memandang manusia terlepas dari situasi dan perkembangannya. Model esensi hanya memperhatikan kodrat yang menentukan manusia sebagai manusia.
  • Model Eksistensi
    Pendekatan dalam filsafat kepada suatu objek dengan memandangnya secara menyeluruh. Manusia dipandang secara konkret secara utuh dalam keberadaannya.
    Model eksistensi tidak percaya akan kodrat yang menentukan manusia. Orang yang memperlajari filsafat manusia dengan pendekatan eksistensial akan lebih menyeluruh pandangannya dibandingkan pendekatan esensialis.

    Sumber:  


Jumat, 26 September 2014

Badan dan Jiwa

Badan dan Jiwa  



Satu kesatuan yang membentuk pribadi manusia.
Kesatuan keduanya membentuk keutuhan pribadi manusia.
  2 Aliran yang melihat Badan dan Jiwa 

  • MonismeAliran yang menolak pandangan bahwa badan dan jiwa merupakan 2 unsur yang terpisah. Badan dan jiwa adalah 1 substansi. Keduanya sayu kesatuan yang membentuk kepribadian manusia.3 Aliran:
    Metarialisme
    Menempatkan materi sebagai dasar bagi segala hal yang ada (fisiklisme).
    Teori identitas:
    Menekankan hal yang berbeda dari materialisme,tapi mengakui aktivitas mental manusia.
    Idealisme:
    Ada hal yang tidak dapat diterangkan semata berdasarkan materi. seperti pengalaman, nilai dan makna.Badan dan jiwa adalah dua elemen yang berbeda dan terpisah.
  • Dualisme
    Badan dan jiwa adalah dua elemen yang berbeda dan terpisah.
    4 Cabang:
    Interaksionisme
    Fokus pada hubungan timbal balik antara badan dan jiwa

    Okkasionalisme
    Memasukan dimensi ilahi dalam membicarakan hubungan badan dan jiwa.

    Paralelisme
    Sistem kejadian ragawi terdapat di alam, sedangkan sistem kejadian ada pada jiwa manusia
    Epifenomenalisme

    Sistem kejadian ragawi terdapat di alam, sedangkan sistem kejadian ada pada jiwa manusia
Badan Manusia
Badan adalah elemen mendasar dalam membentuk pribadi manusia. Dalam pandangan tradisional, badan adalah kumpulan berbagai entitas material yang membentuk makhluk. aktivitas entitas yang terjadi dalam badan: tertawa, menangis, berjalan, lari, duduk, dll
Jiwa Manusia
Badan manusia tidak memiliki apa-apanya tanpa jiwa. Dalam pengertian tradisional jiwa adalah makhluk halus, tidak bisa ditangkap indera.
  Sumber: 
  • Power Point KBK Filsafat Psikologi 2014

Etika dan Moral


  Etika  

  Pengertian 
  • Etimologi:  Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu "ethos" yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan
  • Bahasa Latin (ethicus) yang berarti karakter atau berperilaku.
  Bentuk Etika 
  • Etika Perangai
    Contoh: Busana adat, pergaulan muda - mudi, upacara adat.
  • Etika Moral
    Contoh: Berkata dan berbuat jujur, menghargai hak orang lain, menghormati orang tua, membela kebenaran dan keadilan.
 
  Arti Etika 
  • Etika sebagai Ilmu
    "Ilmu apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral"
  • Etika sebagai Kode Etik
    "Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak"
  • Etika sebagai Sistem Nilai
    "Nilai mengenai benar - salah yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat"
  Objek Etika 
  • Material
    Tingkah laku atau perbuatan manusia (pebuatan secara sadar dan bebas)
  • Formal
    Kebaikan dan keburukan (perbuatan secara tidak sadar atau tidak bebas)
  Berdasarkan Kajian Ilmu 

  • Etika NormatifMempelajari secara kritik dan metode norma yang ada dan dapat di pertanggung jawabkan. Maka sebai ilmu etika bersifat kritis dan metodis.
  • Etika FenomenologisMempelajari secara kritis dan metodis gejala - gejala moral
    Contoh: suara hati kesadaran moral, kebebasan, tanggung jawab, norma - norma.

 

Perbedaan ETIKA dan ETIKET:

  • Etiket menyangkut "cara" suatu perbuatan harus dilakukan. Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan; etika memberi norma tentang "perbuatan itu sendiri".
  • Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Etika tidak tergantung pada hadir tidaknya orang lain.
  • Etiket bersifat relatif. Etika jauh lebih bersfat absolut.
  • Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah. Etika menyangkut manusia dari segi dalam.

Perbedaan ETIKA dan HUKUM:

  • Hukum lebih dikodifikasi daripada etika. Etika tidak dikodifikasi.
  • Hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja. Eika menyangkut juga sikap batin seseorang.
  • sanksi yang berkaitan dengan hukum berlainan dengan sanksi yang berkaitan dengan etika (sanksi hukum bisa dipaksakan, etika tidak bisa dipaksakan).
  • Hukum didasarkan pada kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara. Etika melebihi para individu dan masyarakat.
  • Jika hukum memberikan putusan hukumnya perbuatan. Etika memberikan penilaian baik buruknya.
  • Etika ditujukan kepada manusia sebagai individu. Hukum ditujukan kepada manusia sebagai makhluk social.
Perbedaan ETIKA dan AGAMA:
  • Etika sebagai cabang filsafat bertitik tolak pada akal pikiran, bukan agama. Etika mendasarkan diri hanya pada argumentasi rasional. agama bertitik tolak dari wahyu Tuhan melalui Kitab Suci.
  Etika yang dikembangkan di Masyarakat 
Sistematika yang dikutip oleh Sony Keraf, membagi struktur etika menjadi diagram di bawah ini. 



  Penjelasan struktur etika :

  • Secara umum etika dibagi 2 bagian yaitu:
    Etika Umum
    Etika tentang kondisi dasar dan umum bagaimana manusia harus bertindak secara etis
    Etika Khusus
    Penerapan prinsip - prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan khusus
  • Secara Khusus
    Etika
    Individual
    Etika yang menyangkut hubungan individu dengan dirinya sendiri.
    Etika Sosial
    Etika yang menyangkut hubungan individu dengan lingkup kehidupannya.
 
   Moral  

Pengertian

 

Silogisme dan Fallicia (Kesesatan)

SILOGISME

Suatu simpulan dimana dari dua putusan (premis-premis) disimpulkan suatu putusan yang baru.
  Prinsip Silogisme  
  • Bila premis benar, maka simpulannya benar.
  • Silogisme diterdiri dari: proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). 
  Kategori Silogisme
 Silogisme yang premis dan simpulannya adalah putusan kategoris
(pernyataan tanpa syarat).
Contoh:
M-P Semua anak kelas XI suka pelajaran Fisika (Mayor) 
S-M Dito amak kelas XI  (Minor)
S-P Jadi, Dito suka pelajaran Fisika  (Simpulan) 
Ciri sari kesimpulan
Selalu menggunakan kata : Jadi, Karena, Maka dari itu, dll.
Silogisme dibagi 2, yaitu:
  • Silogisme kategoris tunggal: bentuk silogisme yang mempunyai dua premis, terdiri atas 3 term S, P, M.
Bentuk-Bentuk Silogisme Kategoris Tunggal
(1) M adalah S dalam premis mayor dan P dalam premis minor. aturan: premis minor harus sebagai penegasan, sedang premis mayor bersifat umum.
contoh:
M-P setiap manusia harus makan (mayor)
S-M Ervina adalah manusia (minor)
S-P jadi, Ervina harus makan (simpulan)
(2) M jadi P dalam premis mayor dan minor. aturan: salah satu premis harus negatif. Premis mayor bersifat umum.
Contoh:
P-M Kayu adalah benda mati (mayor)
S-P Dodit  bukan benda mati (minor)
S-P Maka, Dodit bukan Kayu (simpulan)
(3) M menjadi S dalam premis mayor dan minor. Aturan: premis minor hareus berupa penegasan dan simpulannya bersifat partikular.
Contoh:
M-P Mahasiswa itu orang dengan tugas belajar (mayor)
M-S Ada mahasiswa yang orang bodoh (minor)
S-P jadi, sebagian orang bodoh itu orang yang bertugas belajar (simpulan)
(4) M adalah P dalam premis mayor dan S dalam premis minor. aturan: premis minor harus berupa penegasan, sedangkan simpulan bersifat partikular.
Contoh:
P-M influenza itu penyakit (mayor)
M-S semua penyakit mengganggu kesehatan (minor)
S-P jadi, sebagian yang mengganggu kesehatan itu influenza (simpulan)
  • Silogisme kategori majemuk: bentuk silogisme yang premis-premisnya sangatlengkap, lebih dari tiga premis.
(1) Epicherema:
Silogisme yang salah satu/kedua premisnya disertai alasan.
Contoh:
Semua bulpoin bagus adalah mahal, karena sukar pembuatannya.
Bulpoin ferari itu adalah bulpoin bagus, karena bahannya yang berkualitas.
Jadi, bulpoin ferari adalah bilpoin mahal.

(2) Enthymema:

Silogisme yang dalam penalarannya tidak mengemukakan semua premis secara eksplisit.
Contoh:
Jiwa manusia adalah rohani.
  • Jadi, tidak akan mati (versi singkat),
  • Yang rohani itu tidak akan dapat mati. Maka, jiwa manusia tidak akan dapat mati. (versi lengkap)

(3) Polisilogisme:

deretan silogisme dimana simpulan silogisme yang satu menjadi premis untuk silogisme yang lainnya.
contoh:
Seseorang yang menginginkan lebih dari yang dimiliki, merasa tidak puas.
Seseorang yang rakus adalah seseorang yang menginginkan lebih dari yang dimiliki.

Jadi, seorang yang rakus merasa tidak puas



(4) Sorites:silogisme yang premisnya yang lebih dari dua.

contoh:
Orang yang tidak mengendalikan kenginannya, menginginkan seribu satu barang.

Orang yang menginginkan seribu barang, banyak sekali kebutuhannya, tidak tenteram hatinya.
Jadi, orang yang tidak mengendalikan keinginannya, tidak tenteram hatinya.
Hukum Silogisme Kategoris
  • Silogisme tidak boleh mengandung lebih dari tiga term (S, M, P).
  • M tidak boleh masuk dalam kesimpulan.
  • Term S dan P dalam simpulan tidak boleh lebih luas dari premis-premisnya
  FALLACIA
Kesalahan dalam logika, bukan fakta tapi kesalahan atas kesimpulan karena penalaran tidak sehat.
Klasifikasi
  •   Formal Melanggar rumus - rumus logika (Ke 2 premis tidak boleh universal tapi harus partikular) 
  • Informal Kesesatan dalam bahasa / visual (Diksi=Dikcere)

Contoh penempatan kata depan yang keliru :
  • "Antara hewan dari manusia memiliki perbedaan"
    Perbaikan: Hewan dan manusia ada perbedaan
  • "Pencuru kawakan itu berhasil diringkus polisi minggu yang lalu"
    Perbaikan: Plisi berhasil meringkus pencuri kawakan itu minggu yang lalu.
Bentuk - bentuknya
  • AmfiboliKesesatan karena struktur kalimatnya bercabang
    Contoh:
    • Arti 1: Dijual sebuah kursi untuk seorang bayi tanpa lengan.
    • Arti 2: Dijual sebuah kursi tanpa dudukan lengan khusus untuk bayi.
    Penulisan yang benar adalah: Dijual kursi bayi, tanpa lengan kursi.
  • Kesesatan Aksen / ProsadiKesesatan kareba penekanan yang salah dalam pembicaraan
    Contoh:
    Ada aturan "Anda tidak boleh ganggu anak tetangga, nah Pak Budi bukan tetangga, Maka Anda boleh mengganggu anak tetangga"
  • Kesesatan Bentuk PembicaraanKesesatan karena orang menyimpulkan kesamaan konstruksi juga berlaku ke yang lainnya.Contoh: menjilat (es krim) dan menjilat (ungkapan yang dikenakan pada seseorang yang memuji berlebihan dengan tujuan tertentu)
  • Kesesatan AksidenKesesatan penalaran yang dilakukan oleh seseorang bila ia memaksakan aturan-aturan/ cara-cara yang bersifat umum
    Contoh:
    Gula baik karena gula adalah sumber energi, maka gula juga baik untuk penderita diabetes.
  • Kesesatan karena Alasan yang SalahKesesatan ditarik di premis yang tidak releven.
  • Kesesatan Presumsi
    -Generalisasi Tergesa - gesa
    Contoh : Orang Padang itu pandai memasak.

    -Non Sequitur (belum tentu)
    Contoh: Memang saya tidak lulus karena beberapa hari yang lalu saya berdebat dengan dosen tersebut.

    -Penalaran Melingkar
    Contoh: Manusia merdeka karena ia bertanggung jawab karena ia merdeka


    -Pikir Simplitis (pemikiran sederhana / cepat mengambil kesimpulan)
    Contoh: Semua menumbang itu adalah kegiatan luhur.
  • Kesesatan Retoris-Eufemisme / disfemisme
    Contoh: Bertobat Vs Murtad,

    -Penjelasan Retorik
    Contoh: Indonesia tidak mau meladeni provokasi Malaysia di Ambalat karena tidak ingin merusak keharmonisan sesama bangsa Melayu.

    -Stereotipe
    Mencirikan seseorang dengan sedikit bukti atau tidak ada bukti sama sekali.
    Contoh: Orang Jawa memang halus perangainya.

    -Innuendo
    Sindiran tidak langsung.
    Contoh: Kamu kelihatan semakin subur ya (menyindir teman yang semakin gemuk badannya)

    -Loading Question / pertanyaan bermuatan
    Contoh:  Bukankah kamu pernah melakukan kesalahan yang sama? (bertanya seperti menuduh)

    -Weaseler
    Contoh: Rejoice, pilihan wanita Indonesia.

    -Downplay / Meremehkan
    Merendahkan dengan menyindir
    Contoh: Mengapa kamu bisa gagal ujian? Katanya kamu pintar!

    -Lelucon / sindiran
    Contoh: Menyindir seseorang yang berjenggot seperti “jenggot kambing” sebagai hal yang lucu.

    -Hiperbola
    Pernyataan yang berlebihan.
    Contoh: Kamu sungguh sahabatku terbaik yang pernah hidup.

    -Pengandaian bukti
    Dalam pembicaraan
    seseorang mengemukakan gagasannya sedemikian rupa sehingga pendengar yakin bahwa dia memiliki bukti-bukti tertentu yang mendukung pernyataan2nya. Padahal, bukti tersebut diandaikan begitu saja (tidak bisa ditunjukkan).
    Contoh: (1) Studi menunjukkan bahwa ....
    (2) Hasil poolong terakhir sebuah lembaga survei membuktikan bahwa...

    -
    Dilema
    semu
    Contoh: (1) Nilaimu buruk, kecuali pendidikan Bahasa Indonesia. Kamu harus memilih melanjutkan studi di fakultas kedokteran atau pindah ke fakultas sastra.
    (2) Berhenti mengirim aku bunga atau kulapor kamu ke polisi.


Sumber :

Selasa, 23 September 2014

Subjektivisme dan Objektivisme

Subyektivisme

Seperangkat keyakinan khusus yang dianut oleh para individu.

    Pendukung Pandangan ini  :  
  1. Aristoteles, Plato, Rene Descartes.
  2. Kaum Solipsisme (Solo ipse)
  3. Kaum Realisme Epistemologi
  4. Kaum Idealisme
    Ciri - ciri pendekata :  
  • Semacam Kepercayaan
  • Pengalaman subyektif
  • Prinsip subyektif karena pengalaman bersifat personal
   Tokoh :  

  Descartes   "Cogito ergo sum cogitansSaya berfikir maka saya adalah pengada yang berfikir..
  • Realisme Epistemologis, kesadaran menghubungkan saya dengan "apa yang lain" dari diri saya.
  • Idealisme Episstemologi, stiap tindakan mengetahui berakhir di dalam suatu ide, yang merupakan suatu peristiwa Subyek murni.
  • Decartes menolak Skeptisme. Skeptisme adalah kita tidak pernah tahu tentang apapun.
   Obyektivisme   

Pengetahuan yang diperlakukan sebagai sesuatu yang berada diluar ketimbang didalam pikiran manusia.

   Pendukung Pandangan ini : 
  1. Popper                                
  2. Latatos 
  3. Marx
    3 pandangan dasar :  
  1. Kebenaran itu independen (dapat berdiri sendiri) .
  2. Kebenaran itu terbukti faktual.
  3. kebenaran itu didasari dari pengalaman inderawi.
  • Pandangan ini sangat dekat dengan Positivisme dan Empirisme
  • Bersifat Umum dan permanen.
    Syarat yang harus dipenuhi : 
  1. Harus sesuai dengan jenis Inderawi kita.
  2. Organ indera harus normal dan sehat
  3. Obyek perantaranya medium
    Obyektivisme di bagi 2 yaitu : 
  • Khusus, data yang ditangkap hanya boleh satu indera (bau,suara).
  • Umum, data ditangkap boleh lebih dari satu indera (meraba suatu objek)

   Sumber :  
Power Point dari dosen kbk filsafat psikologi (Dr. Raja Oloan Tumanggor, Carolus Suharyanto)

Minggu, 21 September 2014

LOGIKA

Tanggal : 19 September 2014
Pertemuan IV
   Logika   
 

Logika berasal dari bahasa Yunani, yaitu "λόγος" (Logos) yang artinya sesuatu yang di hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.

Logika merupakan ilmu pengetahuan dalam arti ini. Lapangan ilmu pengetahuan ini adalah azas - azas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat dan sehat. Agar dapat berfikiran seperti itu logika menyelidiki, merumuskan , serta menerapkan hukum - hukum yang harus di tepati. 

    Objek - objek logika : 
  1.    Material, manusia itu sendiri.
  2.   Formal, kegiatan akal budi untuk melakukan penalaran yang tepat yang tampak melalui ungkapan pikiran melalui bahasa.
    Macam - Macam logika : 
  1.   Kodrati, suatu suasana akal budi bekerja menurut hukum logika secara spontan.
  2.   Ilmiah, berusaha mempertajam akal budi manusia agar dapat bekerja lebih teluti atau tepat, sehingga kesesatan dapat dihindari. Logika ini dapat membantu logika kodrati. 
    Sejarah singkat  logika   
  • Pertama kali digunakan istilah itu oleh Zeno dari Citium (334 - 262 seb. M) aliran Stoisismenya.
  • Filsuf pertama yang menggunakan logika adalah Aristoteles, kendati istilah yang digunakan  adalah analitika.
    Bentuk - bentuk logika   
  1.  Logika Formal / Logika Minor (kebenaran bentuk), sebuah argumen yang di katakan mempunyai kebenaran bentuk, bila konklusinya kita tarik secara logis dari premis atau titik pangkalnya dengan mengabaikan isi yang terkandung dalam argumentasi tersebut.
  2.  Logika Material / Logika Mayor (isi), sebuah argumen mempunyai kebenaran isi apabila pernyataan tersebut sesuai dengan kenyataan.
    Sumber :   

CRITICAL THINKING


   Berfikir Kritis   

  • Merasionalkan kehidupan manusia dan secara hati -hati mengamati / memeriksa proses berfikir sebagai dasar untuk mengklarifikasi dan memperbaiki pemahaman kita terhadap sesuatu. (Chaffee,1990)
  • Pemeriksaan / pengamatan atas sesuatu asumsi tentang bukti terbaru dan menginterpretasikan dan mengevaluasikan argumen dalam rangka menegakkan kesimpulan atas seuatu perspektif baru (Strader, 1992)
   Memiliki 6 karakteristik, yaitu : 
  1. Rasional, Reasonable, Reflektif (Berdasarkan bukti - bukti yang ada).
  2. Melibatkan Skepticism yang sehat dan Konstruktif (menolak ide - ide, kecuali karna mengerti).
  3. Otonomi (tidak mudah dimanipulasi).
  4. Kreatif (menciptakan ide -ide orisinil dengan cara menghubungkan pemikiran dan konsep).
  5. Adil (tidak memihak).
  6. Dapat di percaya dan Dilakukan.

   5 Model Berfikir Kritis :  
  1. Total Recall (Kemampuan untuk mengakses pengetahuan dimana pengetahuan merupakan sesuatu yang di pelajari dan disimpan dalam pikiran).
  2. Habits / Kebiasaan  (Pendekatan berfikir yang di ulang - ulang dengan sering).
  3. Inquiry / Pencarian Informasi   (Memeriksa isu - isu secara mendalam dengan menanyakan hal -hal yang terlihat nyata).
  4. New Ideas and Creativity / ide - ide baru dan kreatifitas.
  5. Knowing How You Think  / Mengetahui apa yang anda pikirkan.


   Sumber : Power Point dari dosen kbk filsafat psikologi (Dr. Raja Oloan Tumanggor, Carolus Suharyanto, Lic.Theol,  Mikha Agus Widianto, M.Pd, Bonar Hutapea, M.Si.Psi)   

Sekian teman - teman, selamat malaaam :D

Sabtu, 20 September 2014

Konfirmasi, Interferensi, Konstruksi Teori

   Konfirmasi   

Etimologi "Confirmation" (Inggris) yaitu penegasan atau memperkuat. Dan Memiliki fungsi ilmu pengetahuan adalah menjelaskan, menegaskan, memperkuat apa yang didapat dari kenyataan / fakta. Sifatnya lebih interpretatif dan memberi makna tentang sesuatu.

    Memiliki 2 Aspek yaitu:   
  1.  Konfirmasi Kuantitatif,  untuk memastikan kebenaran dan mengemukakan konfirmasi aspek kuantitatif. (Mengumpulkan banyak sampel agar diakhir kalimat dapat menjadikan suatu kesimpulan yang bersifat umum / generalisasi).
  2.   Konfirmasi Kualitatif ilmu pengetahuan membutuhkan konfirmasi kualitatif untuk menunjukan kebenaran (depth interview).
  • Konformasi berupaya mencari hubungan yang normatif antara Hipotesis (Kesimpulan sementara) yang sudah diambil dengan fakta -fakta (Evidensi).
    3 Jenis Teori Konfrmasi : 
  1. Decision, kepastian berdasarkan keputusan.
  2. Estimationmenetapkann kepastian dengan memberikan peluang benar atau salahnya melalui konsep probabilitas (Statistik).
  3. Reliability, menetapkan kepastian dengan mencermati stabilitas fakta atau evidensi (fakta - fakta) yang berubah - ubah terhadap hipotesis.
 
   Inferensi   

Kata Inferensi yang berarti penyimpulan, sebagai proses pembuatan kesimpulan (Conclusion), bisa juga di artikan sebagai suatu proses penarikan kesimpulan dari satu atau lebih proposisi (keputusan).

Penyimpulan : bisa berupa "Mengakui" atau  "Mengmungkiri" suatu kesatuan antara dua pernyataan.


   Jenis Inferensi   
  1.   Langsung,   penarikan kesimpulan (konklusi) yang hanya dari sebuah premis (pernyataan).
  2.  Tidak Langsung,   penarikan kesimpulan (konklusi) dengan menggunakan dua premis.
  • Proposisi yang menjadi premis dalam suatu silogisme disebut Antesendenas, sedangkan proposisi yang menjadi konklusi disebut Konsekuens.
   Hukum Inferensi   
  1. Premis benar, maka kesimpulan benar.
  2. Premis salah, maka kesimpulan salah / kebetulan benar.
  3. Kesimpulan salah, maka premis juga salah.
  4. Kesimpulan benar, maka premis dapat benar, bisa juga salah.

   Konstruksi Teori   

  Teori : Model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami dan sosial tertentu. Teori juga dirumuskan, dikembangkan, di evaluasi menurut metode ilmiah.

    Dua Kutub Arti Teori   
  1. Kutub 1, teori sebagai hukum eksperimental.
  2. Kutub 2, teori sebagai hukum yang berkualitas normal, seperti teori relavitasnya Einsteins.
    Pengelompokan perkembangan ilmu pengetahuan dibagi 3 periode, yaitu : 
  1. Animisme, sistem kepercayaan kepada mitos.
  2. Ilmu empiris, tolak ukur ilmu yang paling sederhana melalui pengalaman.
  3. Ilmu teoristis, hejala yang ditemukan dalam ilmu empiris diterangkan dengan kerangka pemikiran.
    Model Konstruksi Teori dibagi 3,yaitu :  
  1. Korespondensi, kebenaran sesuatu di buktikan dengan menemukan relevansinya dengan yang lain.
  2. Koherensi, sesuatu di pandang benar bila sesuai dengan moral tertentu.
  3. Paragmatis, konsep kebenaran di tatat menurut pola hubungan yang beragam, menyederhanakan yang kompleks.
Daaaan...... yang terakhir yang bakal kita bahas adalah Alirannya!

    3 Aliran dalam Konstruksi Teori   
  1. Reduksionisme, suatu pernyataan yang abstrak dan tidak dapat diamati secara empiris  dan tidak dapat diuji langsung.
  2. Instrumentalisme, instrumen bagi pernyataan observasi agar terarah dan terkonstruksi.
  3. Realisme, dianggap benar bila real (nyata), secara substantif ada, bukan fiktif.

   Sumber : Power Point dari dosen filsafat (Dr. Raja Oloan Tumanggor, Carolus Suharyanto, Lic.Theol,  Mikha Agus Widianto, M.Pd, Bonar Hutapea, M.Si.Psi)   

Sekian terimakasih.
Semoga bermanfaat dan Selamat malam .:D
 
Copyright 2009 ALETHEIA