Selasa, 11 November 2014

Pola asuh anak

Pola Asuh dalam Perkembangan Psikologi dan Moral
pada Anak pada Usia Dini

Latar Belakang
      Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini dan setidaknya ada lima prinsip yang mendasar perkembangan anak usia dini. Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah keluarga, karena keluargalah tempat pertama anak berinteraksi. Pola asuh orang tua sangat menentu karena semua pemikiran dan perilaku anak dilihat dari orangtua.
      Menurut Thomae (dikutip dari buku Singgih Gunarsa). Pertumbuhan yang terjadi pada anak usia dini berhubungan juga dengan perubahan fisik dan psikis. Perubahan fisik disebut juga pertumbuhan model kuantitatif yaitu berat badan dan tinggi badan. Selain itu perubahan psikis juga disebut sebagai perubahan model kualitatif, didalamnya ada lima aspek perkembangan kognitif, yaitu: (a) emosi, (b) sosial, (c) bahasa, (d) moral, dan (e) agama. Pada usia 6 sampai 8 tahun merupakan usia transisi dari masa anak-anak yang masih memerlukan bantuan ke masa anak-anak yang mulai mandiri, baik pertumbuhan fisik maupun psikis. Pertumbuhan dan perkembangan itu berbeda, namun keduannya memiliki hubungan yang saling berkaitan dan jalan beriringan.

Pengertian Anak
     John Locke (dalam Gunarsa, 1986). Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan.
     Haditono (dalam Damayanti, 1992). Anak merupakan makhluk yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi perkembangannya.
     Kasiram (1994). Anak adalah makhluk yang sedang dalam taraf perkembangan yang mempunyai perasaan, pikiran, kehendakan sendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya.

Tahap – tahap perkembangan dalam pola asuh anak
     Sejak lahir hingga 1 tahun. Keadaan dimana bayi sangat membutuhkan bantuan, kepercayaan, dan rasa aman dengan ibunya. Asi adalah makanan yang sangat penting bagi bayi, selain itu dengan seorang bayi meminum asi maka bayi akan merasakan kehangatan sang ibu hingga terjalin kasih sayang.
     Usia 1 sampai 3 tahun. Tahap ini anak akan membentuk kepercayaan dirinya. Pada tahap ini anak sudah dapat memakai baju sendiri, makan sendiri, dll. Pada tahap ini orang tua berperan untuk mendorong anak agar dapat bergerak bebas, mulai menghargai dan mulai meyakini kemampuannya dan mendukung anak agar kepercayaan diri anak semakin meningkat.
     Usia 3 sampai 6 tahun. Pada tahap ini anak memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi, mulai memiliki berbahasa yang tinggi, sudah memiliki inisiatif dan  anak sudah memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan. Pada tahap ini anak sudah mulai merasakan rasa takut, cemas, marah dan sedih. Maka mulai dari sini peran kedua orang tua sangat penting.
     Usia 6 sampai 12 tahun. Keterampilan sosial anak semakin berkembang. Orang tua juga berperan saat diusia ini karena anak sudah mulai mencari dan menikmati informasi yang menarik minat. Diusia ini anak sudah mulai melawan orang tuanya. Maka orang tua perlu menjelaskan secara bijaksana dalam menjelaskan mengenai tugas dan tanggung jawabnya.
     Usia 12 sampai 18 tahun. Dimasa ini disebut dengan masa remaja. Ada unsur-unsur yang sangat penting, yaitu: (a) pembentukan rasa kemandirian, (b) identifikasi gener, (c) peran seksual, dan (d) peran sosial serta perilaku. Perkembangan anak terlihat dari bermacam nilai-nilai moral, baik dari orang tua atau lingkungannya yang mendukung. Pada tahap ini anak akan memasuki masa dewasa. Usia ini anak emosinya masih belum stabil. Oleh karena itu peran orang tua sangat penting untuk memberikan teladan yang baik bagi remaja.

Tahap-tahap perkembangan moral anak dan peranan orangtua
     Usia 0 sampai 3 tahun.  Pada masa ini anak masih belum tahu tingkah laku yang baik atau tidak baik hanya mengetahui konsekuensi yang mengikuti laku tersebut. Seorang anak tidak lagi memukuli adiknya untuk mendapatkan mainan yang diinginkannya, hal itu bukan karena sudah mengerti bahwa memukul itu perbuatan yang tidak baik. Anak melakukan itu semata-mata untuk menghindari hukuman itu.
     Usia 3 sampai 6 tahun. Pada umur sebelumnya anak diajarkan tentang apa yang baik dan apa yang buruk, maka pada masa ini anak harus lebih ditunjukan mengenai bagaimana ia harus bertingkahlaku. Contoh: Anak mau membagi sebagian dari kuenya kepada temannya. Jadi, anak pada masa ini sudah bisa melakukan perbuatan yang baik tanpa diberi hukuman.
     Usia 6 sampai remaja. Suatu masa di mana anak sudah memasuki sekolah, yang berarti lingkungan kehidupan anak juga bertambah luas. Karena itu nilai-nilai atau kaidah-kaidah moral sebagian besar lebih ditentukan norma-norma yang dapat dalam lingkungan kelompoknya. Pada umur 8 – 9 tahun anak memiliki konsep anak tersebut bertambah luas dan umum, umur 10 – 12 tahun, anak sudah dapat mengetahui dengan baik alasan-alasan atau prinsip-prinsip yang mendasari suatu peraturan.
      Pada masa ini anak sudah mengenal konsep-konsep moralitas, seperti: (a) kejujuran,  (b) hak milik, (c) keadilan, dan (d) kehormatan. Menjelang usia remaja, anak sudah mengembangkan nilai-nilai moral sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman dirumah dan dalam hubungannya dalam anak-anak lain.  Nilai-nilai ini sebagian dan menetap dan mempengaruhi perilakunya, dan sebagian lainnya akan mengalami perubahan akibat perubahan lingkungan dan nilai-nilai moral yang berlaku dalam lingkungan anak tersebut.

Kesimpulan
     Anak merupakan makhluk sosial yang membutuhkan pemeliharan, kasih sayang dan tempat bagi perkembanganya, anak juga memiliki perasaan, pikiran dan kehendaknya sendiri. yang kesemuannya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta struktur yang berkelainan pada tiap-tiap fase perkembangan. Dalam perkembangan anak peran yang dibutuhkan adalah peran keluarga. Hal ini disebabkan perkembangan anak terlihat dari bermacam nilai-nilai moral, baik dari orang tua atau lingkungannya yang mendukung. Pola asuh juga menentu dalam perkembangan psikologi dan moral anak.






Daftar Pustaka

Tridhonanto, AL. (2014). Mengembangkan pola asuh demokratis. Jakarta: Elex
      Media Komputindo.
Gunarsa, S. D. (2004). Perkembangan remaja. Dalam Y. S. D Gunarsa (Ed.).
      Psikologi perkembangan anak dan remaja . (h. 66-70). Jakarta: BPK Gunung
      Mulia.
Hastuti (2012). Psikologi perkembangan anak. Jakarta: Suka Buku.
Gunarsa, S. D. (2006). Dasar dan teori perkembangan anak. Jakarta: Gunung
      Mulia.
Wiyani, N. A. (2014). Psikologi perkembangan anak usia dini. Yogyakarta: Gava

      Media.

Rabu, 05 November 2014

Tindak Pidana Pemalsuan

Tindak Pidana Pemalsuan

Latar Belakang                              
Banyaknya kasus pemalsuan uang yang terjadi di Indonesia yang menunjukan bahwa kehidupan perekonomian masyarakat di Indonesia sedang mengalami penurunan. Pemalsuan uang dilakukan oleh perorangan dan sekelompok orang karena kepentingan ekonomi. Umumnya uang yang dipalsukan adalah uang kertas seperti Rp.10,000, Rp. 20,000, Rp.50,000.
      Pemalsuan tidak hanya terjadi pada uang saja ada: (a) sumpah palsu, (b) pemalsan materai, dan (c) pemalsuan merek atau cap. Pemalsuan ini dapat juga dikatakan sebuah kejahatan. Hal ini terjadi karena adanya pelanggaran dalam dua norma dasar yaitu:
  1. Kebenaran (kepercayaan) yang pelanggarannya dapat digolongkan menjadi kejahatan penipuan.
  2. Ketertiban masyarakat, yang pelanggarannya tergolong dalam kelompok kejahatan dalam negara ketertiban masyarakat.

Pengertian Pemalsuan
     Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah (a) palsu, tidak tulen, tidak sah, tiruan, curang dan tidak jujur; (b) memalsu, membuat sesuatu yang palsu/ melancungkan; (c) pemalsu, orang yang memalsu; dan (d) pemalsuan, proses cara pembuatan memalsu. (Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], 2000).
     Pemalsuan menurut Wikipedia (2014) adalah proses pembuatan, beradaptasi, meniru atau benda, statistik, atau dokumen – dokumen (lihat dokumen palsu), dengan maksud untuk menipu.
     Maka dapat disimpulkan bahwa pemalsuan adalah kegiatan seseorang untuk mennirukan hasil kerja orang lain dengan maksud tertentu.

Macam – macam Pemalsuan
     Sumpah Palsu. Sumpah palsu diatur dalam pasal 242 ayat 1 – 4, yang dapat dilakukan dengan cara lisan maupun tertulis. Sumpah yang diberikan oleh UU atau oleh UU diadakan akibat hukum, contohnya  adalah dalam hal seorang diperiksa dimuka pengadilan sebagai saksi, maka saksi tersebut sebelum memberikan keterangan harus diambil sumpah akan memberikan keterangan yang benar. Penyumpahan ini adalah syarat untuk dapat mempergunakan keterangan saksi itu sebagai alat bukti. Jadi, seorang yamg memberikan keterangan bohong di bawah sumpah dapt dihukum (R.Soesilo, 1991: 183).
     Uang dan Uang Kertas Negara. Pemalsuan uang diatur dalam pasal 244, menyatakan bahwa barang siapa meniru atau memalsukan uang atau uang kertas Negara atau uang kertas bank dengan maksud akan mengedarkan atau menyuruh mengedarkan mata uang kertas Negara atau uang kertas Bank itu serupa yang asli dan yang tiada dipalsukan, dihukum penjara selama – lamanya lima belas tahun (K.U.H.P. 4, 64-2, 165, 519).
      Materai. Materai memiliki arti penting dalam masyarakat, yaitu dengan adanya materai maka surat yang diberi materai yang ditentukan oleh UU menjadi suatu surat yang sah, artinya tanpa materai berbagai surat keterangan, misalnya surat kuasa, tidak dapat diterima sebagai pemberian kuasa yang sah. Demikian juga dalam pemeriksaan perkara dimuka pengadilan, surat-surat baru dapat dipergunakan berbagai alat pembuktian apabila dibubuhi materai yang ditentukan oleh UU. (Wirjono Prodjodikoro, 2008: 182)
      Merek atau cap. Pemalsuan cap era dan pemalsuan cap negara, keduanya diatur dalam pasal 254 ayat 1 dan 2. Larangan ini menyatakan bahwa dengan kepalsuan ini diancam dengan pidana paling lama enam tahun.

Faktor penyebab
  1. Faktor Ekonomi
Faktor ini menjadi titik awal beredanya pemalsuan – pemalsuan di mayarakat. Semakin zaman berkembang pesat, semakin banyak orang – orang yang hidup dibawah garis kemiskinan. Pemalsuan dilakukan seseorang atau kelompok untuk memenuhi kehutuhan pribadi tanpa memilkirkan resiko yang sedang dihadapinya.

  1. Faktor Lingkungan
Faktor ini juga mempengaruhi setiap orang untuk melakukan mengedarkan pemalsuan tersebut. Faktor ini yang memungkinkan orang bergaul dengan penjahat orang tersebut akan tertular jahatnya. Salah satunya mengedarkan uang palsu oleh oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab dan menimbulkan banyak pengaruh negatif.



Kesimpulan

     Pemalsuan termasuk tindakan kejahatan yang dilakukan dengan sengaja, karena sudah melanggar dua norma, yaitu kebenaran (kepercayaan) dan ketertiban masyarakat. Pemalsuan adalah tidakan kejahatan maka tindakan ini berkaitan dengan hukum, apapun tindakan pemalsuan memiliki beragam hukuman berupa pasal – pasal.
     Pemalsuan dapat dilakukan dengan cara individu atau berkelompok. yang sedang ramainya kasus pemalsuan adalah sumpah palsu, uang, materai, merek dan cap. Biasanya pemalsuan dilakukan seseorang karna faktor lingkungan, karena pengaruh ajakan teman dan faktor ekonomi, karena ingin memenuhi kebutuhan tanpa memikirkan resikonya tersebut. 



Daftar Pustaka


Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2014, 6 November). Kamus Besar Bahasa
     Indonesia diunduh dari http://kamus.sabda.org/kamus/pemalsuan
Wiipedia. (2014, 6 November). Pemalsuan  diunduh dari
Soesilo, R. (1981). Kitab undang – undang hukum pidana. Bandung: Karya
      Nusantara.


Selasa, 07 Oktober 2014

Filsafat Psikologi

Pertemuan ke 11 Blok Filsafat

Sebelum memulai belajar Pak Carolus memberikan beberapa vidio dan beberapa pertanyaan yang bisa dikaitkan tentang dilsafat psikologi.

Filsafat Psikologi

Tokoh Awal

  • Wilhem Wundt (1832 - 1920)
    Tokoh pertama yang mendirikan psikologi dengan mendirikan lab. psikologi pertama didunia, ia seorang ketua bagian filsafat di universitas Leidzig, Jerman
  • William James (1842 - 1910)
    Berpendapat bahwa kesadaran manusia itu, bersifat unik pribadi dan setiap saat berubah - ubah.
  • John Watson
    Dengan aliran behaviorismenya berpendapat bahwa psikologi seharusnya mempelajari kejadian - kejadian yang terjadi disekeliling dan berperilaku yang dapat di amati.
Landasan Filosofis di berbagai Aliran
  • Ontologi pada positivisme sejalan dengan pemikiran yang digunakan oleh pendekatan behaviorisme yang ada pada psikologi.
  • Aliran psikologi Gestalt mempunyai banyak tokoh terkemuka, antara lain, Wolfgang Kohler, Kurt Koffka dan Max Wertheimer.
  • Menurut Psikoanalisa mempelajari dengan tekun mengenai hukum dan faktor - faktor penentu didalam kepribadian.
  • Psikologi yang berorientasi humanistic mempunyai tujuan, mereka ingin memanusiakan psikologi.
  • Psikologi kognitif memiliki landasan filosofis rasionalisme. Tokohnya adalah Rene Descartes, Spinoza dan Leibniz.
Filsafat dan Konseling
  • Ensialisme
    Ada 3 aspek didalam kelompok ini, yakni, Rasionalisme, Idealisme, Realisme. Filsafat ini menerima asumsi bahwa manusia adalah makhluk.
  • Progresivisme
    Muncul sebagai akibat dari melunturkannya kepercayaan terhadap konsep - konsep yang absolut.
  • Esksistensialisme
    Konsep dasar filsafat esksissialistik sebagai kelompok ketiga menurut Blocer.
Filsafat Ilmu dan Psikologi

Filsafat ilmu, sebagai salah satu  cabang filsafat, ,memberikan sumbangan penuh bagi perkembangan ilmu psikologi. Filsafat bisa menegaskan akar histois ilmu psikologi .

ucapan

Materi ini adalah akihir dari Blok ke 2 Kbk Filsafat, dan saya ingin mengucapkan banyak terimakasi khususnya kepada pak Carolus, Pak Raja, Pak Bonar dan Pak Mikha yang selama telah membimbing dalam penulisan blok ini :)

Sabtu, 04 Oktober 2014

Eksistensial

  Pengertian  
  • Secara Etimologi
    Ex = keluar, sistentia (sistere) = berdirimanusia bereksistensi adalah manusia baru menemukan diri sebagai aku dengan keluar dari dirinya.
  • Menurut Kirkegaard dan Sartre
    Aliran yang pokok utamanya adalah manusia dan cara beradanya yang khas di tengah makhluk lainnya
  Ciri - ciri Eksistensialisme  
  • Motif pokok adalah eksistensi, cara  manusia berada. hanya manusia bereksistensi
  • Bereksistensi harus diartikan secara dinamis, bereksistensi berarti menciptakan diri secara aktif, berbuat, menjadi dan merencanakan.
  • Manusia dipandang terbuka, belum selesai. Manusia terikat pada dunia sekitarnya, khususnya pada sesamanya.
  • Memberi penekanan pada pengalaman konkrit.
Siapa itu Kierkegaard?


Soren Aabye Kierkegaard Lahir di Kopenhagen, Denmark 15 Mei 1813. Belajar teologi di Universitas Kopenhagen, tapi tidak sampai selesai. 

Bagaimana kisah hidupnya?

Saat 3 saudaranya, ayah dan ibunya meninggal, Sempat menjauh dari temannya dan agama, sempat bertunangan dengan Regina Olsen (tapi tidak jadi menikah). Pada tahun 1849 ia kembali ke agamnya (Kristen).Ia meninggal pada tahun 1855 dianggap sebagai tokoh di gerejanya.

Siapa itu Sartre?


Jean Paul Sartre Lahir di paris,1905. 

Bagaimana Kisah hidupnya?
Tahun 1929 menjadi guru.
Tahun 1931 - 1936 menjadi dosen filsafat di Le Havre.
Tahun 1941 menjadi tawaran perang.
Tahun 1942 -1944 menjadi dosen Loycee Pasteur.

Pokok - Pokok ajaran Kierkegaard  
  • Kritik terhadap Hegel: Kirkegaard memandang Hegel sebagai pemikir besar, tapi satu hal satu hal yang dilupakan Hegel - menurut Kirkegaard - adalah eksistensi manusia individual dan konkrit.
  • Manusia adalah konkrit, berbeda dan berdiri di hadapan Tuhan. Manusia itu Eksistensi.
  • Eksistensi berarti bagi Kirkegaard: Merealisis diri, mengikat diri dengan bebas, dan mempraktekkan keyakinannya dan mengisi kebebasannya.
  • Hanya manusia bereksistensi, karna dunia, binatang dan sesuatu yang lainnya hanya ada. juga Tuhan 'ada'
3 cara bereksistensi
  1. Sikap Estetis
    Merengguh sebanyak mungkin kenikmataan, yang dikuasai oleh perasaan.
  2. Sikap Etis
    Sikap menerima kaidah - kaidah moral. suara hati dan memberi arah pada hidupna.
  3. Sikap Religius
    Berhadapan dengan Tuhan.
Pemikiran Filsafat menurut Sartre
  • Bagi sartre, manusia mngada dengan kesadaran sebagai dirinya sendiri. Keberadaan manusia berbeda dengan keberadaan benda lain yang tidak punya kesadaran.
  • Untuk sartre manusia eksistensi adalah keterbukaan, beda dengan benda lain yang keberadaannya sekaligus berarti esensinya. Bagi manusia eksistensi mendahului esensinya.
  • Asas pertama untuk memahami manusia harus mendekatinya sebagai subjektivitas.
  • Tanggung jawab yang menjadi beban kita jauh lebih besar dari sekedar tanggung jawab terhadap diri kita sendiri.
  • Dibedakan "berada dalam diri" dan "berada untuk diri"
  • Berada dalam diri: berada dalam dirinya, berada itu sendiri. misalnya: meja itu meja, bukan kursi, bukan tempat tidur.
  • Berada untuk diri: berada yang dengan sadar akan dirinya,yaitu cara berada manusia. Manusia punya hubungan dengan keberadaannya. Bertanggung jawab  atas fakta bahwa ia ada. Misalnya: Manusia bertanggung jawab  bahwa ia pegawai, dosen.
  • Biasanya kesadaran kita bukan kesadaran akan diri, melainkan kesadaran diri.
  • Baru kalau kita secara refleksif menginsyafi cara kita mengarahkan diri pada objek, kesadaran kita diberi benuk kesadaran akan diri.
  • Tuhan tidak bisa dimintai tanggung jawab. Tuhan tidak terlibat dalam putusan yang diambil oleh manusia.
  • Tanpa kebebasan eksistensi manusia menjadi absurd. bila kebebasan ditiadakan, maka manusia hanya sekedar esensi belaka.
Hal - hal yang mengurangi kebebasan manusia menurut Sartre
  • Tempat kita berada 
    Situasi yang memberi struktur pada kita.
  • Masa lalu
    Tidak mungkin meniadakannya karena masa lampau menjadikan kita sebagaimana kita sekarang ini.
  • Lingkungan sekitar (Umwelt)
  • Kenyataan 
    adanya sesama manusia dengan eksistensinya sendiri.
  • Maut
    Tidak bisa ditunggu saat tibanya, walau pasti akan tiba.
Kebutuhan Manusia
  • Dalam eksistensinya manusia
    Kehadiran selalu menjelma sebagai wujud yang bertubuh. Tubuh mengukuhkan kehadiran manusia.
  • Tubuh sebagai pusat orientasi
    Tidak bisa dipandang sebagai alat sementara, tapi mengukuhkan kehadiran kita sebagai eksistensi.
Komunikasi dan Cinta
  • Komunikasi
    Suatu hal yang apriori tak mungkin tanpa adanya sengketa, karena setiap kali orang menemui orang lain pada akhirnya akan terjadi saling objektifikasi, yang seorang seolah olah membekukan orang lain. Terjadi saling pembekukan sehingga masing - masing jadi objek.
  • Cinta
    Bentuk hubungan keinginan saling memiliki objek cinta. Akhirnya cinta bersifat sengketa karena ibjektifikasi yang tak terhindarkan.

Jumat, 03 Oktober 2014

Field Trip ke Kampung Betawi


   Field Trip  

Selamat malam teman teman... 
Pada hari Kamis, 2 September 2014, Saya dan teman teman melakukan field trip ke "Kampung Betawi" temani beberapa dosen dan asisten dosen, Kelompok saya (ALETHEIA) akan mengamati etos kerja dan seni budaya dan kami akan melakukan beberapa wawancara dengan para pedagang sekitar
.
  inilah foto - foto Aletheia  

ALETHEIA
Kelompok kami memakai pakaian serba biru seperti baju, celana, gelang dan nametag (buatan sendiri) tas dan sepatu.  


  Naaah ini ada beberapa foto yang kami dapatkan disana..  






Pengrajin Batik
Penjual Ondel - ondel
Disewakan bebek - bebekan
   Beberapa pedagang yang kami wawancarai  

Berfoto dengan Pak Dede

Berfoto dengan Pak Sinchan

Hasil buatan Pak Sinchan

Berfoto dengan Pak Ade



  Inilah foto akhir dari Field Trip "Kampung Betawi" 

Anggota Aletheia
Universitas Tarumanegara Psikologi 2014

Sekian dan terimakasih
Selamat malam :)

Sabtu, 27 September 2014

Afektivitas dan Kebebasan


Afektivitas Manusia 





  Kekayaan dan Kompleksitas Afektifitas Manusia 

Afektivitas yang membuat manusia sungguh-sungguh "berada" di dunia, berpartisipasi dengan orang lain. Afektivitas mendorong manusia untuk mencintai, mengabdi, dan menjadi kreatif. Cara hadir kita di dunia diperdalam oleh afektivitas. Afektivitas sendiri termasuk kegiatan yang kompleks.Cinta adalah buah afektivitas baik / positif, sedangkan Benci adalah afektivitas jelek / negative.

  Apa yang bukan perbuatan Afektiif?
  • Cinta membuktikan diri dalam perbuatan-perbuatan. Cinta mendahului perbuatan-perbuatan.
  • Terkadang  afektivitas ini disamakan dengan kesanggupan "merasa:" padahal kehidupan afektif bukan hanya menyankut merasa saja, tapi juga menyangkut hal yang "spiritual".
  Apa yang merupakan perbuatan afektif?
  • Hidup afektif atau afektivitas adalah seluruh perbuatan afektif yang dilakukan subyek sehingga subyek ditarik oleh obyek atau sebaliknya.
  • Perbuatan afektif sedikit mirip dengan 'perbuatan mengenal' karena dianggap perbuatan vital/imanen
  Kondisi - kondisi afektivitas manusia
  • Agar ada afektivitas, perlu suatu ikatan kesamaan antara subyek dan obyek perbuatan afektifnya.
  • Kesenangan adalah perasaan yang dialami subyek bila dia dihinggapi oleh keadaan berada lebih baik.

 Kebebasan




  Pengertian 
  • Umum
    Tidak ada hambatan, tidak ada paksaan, tidak ada aturan.
  • Khusus
    Penyempurnaan diri, kesanggupan memilihdan memutuskan, kemampuan mengungkapkan berbagai dimensi kemanusiaan.

  Jenis- Jenis  
  • Kebebasan horizontal dan kebebasan vertikal.
  • Kebebasan eksistensial dan kebebasan sosial.

  Pandangan 

Determinisme:
Aliran yang menolak kebebasan sebagai kenyataan hidup bagi manusia setiap peristiwa, termasuk tidakan dan keputusan manusia disebabkan ole peristiwa-peristiwa lainnya.

  • Determinisme fisik-biologis
  • Determinisme psikologis
  • Determinisme sosial
  • Determinisme teologis 


   Sumber:  
  • Buku KBK Filsafat 2014
  • PPT KBK Filsafat 2014

Filsafat Manusia


  Filsafat Manusia  

Manusia adalah misteri dirinya sendiri


Dalam bahasa Arab, berasal dari kata "Nasiya" yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns yang berarti jinak. dan bahasa Yunani berasal dari kata philein (mencintai) dan Sophia (kebijaksanaan)

 Apa itu Perenungan Filsafat?  
Filsafat sebagai perenungan dicirikan oleh segala hal secara krisis, menggunakan metode dialektis, berusaha mencapai realitas, bertujuan menangkap tujuan dan mengetahui bagaimana harus hidup.

Apa itu Filsafat Manusia?

Bagian filsafat yang mengupas apa arti manusia / menyoroti hakikat atau esensi manusia, dengan memikirkan tentang asal - usul kehidupan manusia (origin of human life), hakikat hidup manusia (the nature of human life), dari realitas eksistensi manusia.

Apa Istilah Filsafat Manusia DULU dan SEKARANG?

DULU : Psikologi Filosofis dan Psikologi Rasional
SEKARANG : Filsafat Manusia dan Antropologi Filosofis

Apa saja Objek Filsafat Manusia itu?

  • Material adalah Manusia
  • Formal adalah Esensi manusia, strukturnya yang fundamental
    "Struktur Fundamental bukan fisik melainkan struktur metafisika yakni intisari, struktur dasar, bentuk terpenting bagi manusia, dinamisme primodial manusia yang diketahui melalui daya pikir bukan pengindraan"

  Darimana datangnya pertanyaan megenai manusia?  

  • Kekaguman
  • Ketakjuban
  • Frustasi
  • Delusi
  • Pengalaman negative

 Apa saja yang di bahas dalam filsafat manusia?

  • Mencari kekhasan manusia
  • Manusia sebagai 'ada-di-dunia'
  • Evolusi
  • Antarsubyektivitas
  • Manusia sebagai eksistensi bertubuh
  • Transendensi
  • Manusia sebagai roh
  • Pengetahuan manusia
  • Kebebasan
  • Kesejahteraan/historisitas
  • Kebudayaan, sains, dan teknologi
  • Dimensi antropologis dari pekerjaan
  • Manusia sebagai pribadi / personal
  • Kematian dan harapan

    Memiliki 2 Model Pendekatan  

  • Model Ssensi
    Pendekatan dalam filsafat kepada suatu objek dengan cara yang abstrak. Model ini memandang manusia terlepas dari situasi dan perkembangannya. Model esensi hanya memperhatikan kodrat yang menentukan manusia sebagai manusia.
  • Model Eksistensi
    Pendekatan dalam filsafat kepada suatu objek dengan memandangnya secara menyeluruh. Manusia dipandang secara konkret secara utuh dalam keberadaannya.
    Model eksistensi tidak percaya akan kodrat yang menentukan manusia. Orang yang memperlajari filsafat manusia dengan pendekatan eksistensial akan lebih menyeluruh pandangannya dibandingkan pendekatan esensialis.

    Sumber:  

 
Copyright 2009 ALETHEIA